Tugas
Kelompok
ISLAM
DAN TAMADDUN MELAYU
BENTUK-BENTUK UKIRAN
YANG TERDAPAT PADA RUMAH ADAT MELAYU DAN
KAIN SONGKET MELAYU RIAU SERTA ARTI ATAU MAKSUDNYA
OLEH
zurmawati
DOSEN
PENGAMPU : H.MULYADI,S.Ag,M.S.I
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
2011 /
2012
BENTUK-BENTUK UKIRAN YANG
TERDAPAT PADA RUMAH ADAT MELAYU DAN KAIN
SONGKET MELAYU RIAU SERTA ARTI ATAU MAKSUDNYA
A.
Latar Belakang
Corak dasar Melayu Riau umumnya bersumber dari
alam, yakni terdiri atas flora, fauna, dan benda-benda angkasa. Benda-benda
itulah yang direka-reka dalam bentuk-bentuk tertentu, baik menurut bentuk
asalnya seperti bunga kundur, bunga hutan, maupun dalam bentuk yang sudah
diabstrakkan atau dimodifikasi sehingga tak lagi menampakkan wujud asalnya,
tetapi hanya menggunakan namanya saja seperti itik pulang petang, semut
beriring, dan lebah bergantung.
Di antara corak-corak tersebut, yang terbanyak
dipakai adalah yang bersumber pada tumbuh-tumbuhan (flora). Hal ini terjadi
karena orang Melayu umumnya beragama Islam sehingga corak hewan (fauna)
dikhawatirkan menjurus kepada hal-hal yang berbau "keberhalaan".
Corak hewan yang dipilih umumnya yang mengandung sifat tertentu atau yang
berkaitan dengan mitos atau kepercayaan tempatan. Corak semut dipakai -walau
tidak dalam bentuk sesungguhnya, disebut semut beriringkarena sifat semut yang
rukun dan tolong-menolong. Begitu pula dengan corak lebah, disebut lebah
bergantung, karena sifat lebah yang selalu memakan yang bersih, kemudian
mengeluarkannya untuk dimanfaatkan orang ramai (madu). Corak naga berkaitan
dengan mitos tentang keperkasaan naga sebagai penguasa lautan dan sebagainya.
Selain itu, benda-benda angkasa seperti bulan, bintang, matahari, dan awan
dijadikan corak karena mengandung nilai falsafah tertentu pula.
B. Rumusan Masalah
Dari latar
belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana bentuk ukiran yang
terdapat pada rumah adat melayu serta artinya ?
2.
Bagaimana bentuk kain songket adat
melayu serta artinya ?
C. Bentuk – bentuk ukiran yang
terdapat
pada rumah adat istiadat Melayu Riau serta arti atau maksudnya
Bangunan BALAI ADAT MELAYU RIAU pada umumnya diberi
ragam hiasan, mulai dari pintu, jendelah,vetilasi sampai kepuncak atap
bangunan, ragam hias disesuaikan dengan makna dari setiap ukiran.
1. Selembayung
Selembayung
disebut juga “ selo bayung “ dan “tanduk buang” adalah hiasan yang
terletak bersilangan pada kedua ujung perabung bangunan. Pada bangunan balai
adat melayu ini setiap pertemuan sudut atap di beri selembayung yang terbuat
dari ukiran kayu.
Menurut
para budayawan melayu selembayung ini mengandung beberapa makna antara lain:
· tajuk rumah.Selembayung menbangkitkan “cahaya”
rumah.
· Pekasih rumah, yaitu lambang keserasian dalam
kehidupan rumah tangga.
· Tangga dewa yaitu sebagai lambang tempat turun para
dewa, mambang,akuan,soko,keramat,dan sidi yang membawa keselamat bagi manusia.
· Dalam upacara bedukun,selembayung yang terdapat
pada”balai ancak” nyamengandung makna yang mirip dengan tanggan dewa
· Rumah beradat yaitu sebagai tanda bahwa bangunan
itu adalah tempat kediaman Orang berbangsa,balai atau tempat kediaman orang
patut-patut.
· Tuah ruamah bermakna sebagai lambang bahwa bangunan
itu mendatangkan tuah kepada pemiliknya.
· Motif ukuran selembayung(daun-daunan dan
bunga)melambangkan perwujudan kasih sayang.tahu adat dan that diri.
2. Sayap layang-layang atau sayap layang
Hiasan ini terdapat pada keempat cucuran atap. Bentuknya
hampir sama dengan selembayung, setiap bangunan yang berselembayung haruslah
memakai sayap layangan sebagi padanannya.
· Letak nya pada keempat sudut cucuran atap sebagai
lambang “empat pintu hakiki”
· Lambang kebebasan,yang tergambar dalam sayap
layang-layang ini adalah kebebasan yang tahu batas dan tahu diri.
3. Hiasan Perabung
Hiasan
perabung ini terletak di sepanjang perabung ini,disebut “kuda berlari”. Hiasan
ini amat jarang dipergunakan .hiasan ini dipergunakan pada perabung istana.
Balai kerajaan. Balai adat atau kediaman resmi penguasa tertinggi di wilayahnya
Menurut para budayawan melayu hiasan perabung
ini mengandung beberapa makna antara lain:
· Lambang kekuasan yaitu pemilik bangunan itu adalah
penguasa tertinggi di wilayahnya
·
Ukiran
ditengah-tengah berlenggek-lenggek disebut kuyit-kuyit atau gombak-gombak.
Ukiran ini melambangkan pusat kekuasaan.
4. Lebah Bergantung
Hiasan yang terletak dibawah cucuran atap
(lesplang ) dan kadang-kadang di bawah anak tangga lambang ini berpijar pada
motif hiasan, yakini”sarang lebah” yang tergantung didahan kayu.
Lebah Begantung. Pelambang
kesetiaan, punya faedah yang banyak, rajin, tawar penyakit, begagan, beturai,
bersyahadat, namun apa bila musuh menjual pantang tak dibeli dan selalu
mendatangkan kebaikan.
5.
Itik Pulang Petang
6.
Semut Beriring
7.
Naga-Nagaan
Walau di Melayu, ornamen hewan secara utuh sangat jarang bisa kita temukan, namun motif Naga Bekaluk di atas tampak utuh. Ini merupakan simbol kejantanan, keperkasaan dan percaya diri.
8
8. Pucuk
Rebung
Pucuk rebung memiliki
makna luas dan mendalam, ada tiga makna dari penggunaan lambang pucuk rebung
yaitu:
a. Sebagai pengingat untuk
terus berupaya maju, pucuk rebung adalah bagian dari pohon bambu yang terus
tumbuh dan tumbuh.
b. Harus senantiasa berfikir
lurus, sebagaimana tumbuhnya pucuk rebung.
c.
Jika mencapai puncak tertinggi tidak boleh sombong
dan arogan, sebagaimana pohon bambu yang selalu merunduk ketika telah tinggi.
9. Hiasan Pada Pintu Dan Jendela
Hiasan
pada bagian atas pintu dan jendelah yang disebut ”lambai-lambai”, melambangkan
sikap ramah tamah. Hiasan “Klik-klik” disebut kisi-kisi dan jerajak pada
jendela dan pagar.
Menurut para
budayawan melayu hiasan pada jendelah dan pintu ini mengandung makna melambangkan
bahwa pemilik bangunan adalah orang yang tahu adat dan tahu diri.
B.
Bentuk-bentuk
gambar/ukiran yang terdapat pada kain songket Melayu Riau serta arti atau
maksudnya
Tenun
Songket Melayu Pekanbaru merupakan kekayaan asli negeri bertuah, khasanah
songket melayu Riau ini amatlah kaya dengan motif dan serat dengan makna dan
falsafahnya, yang dahulu dimanfaatkan untuk mewariskan nilai-nilai asas adat
dan budaya tempatan. Seorang pemakai songket tidak hanya sekedar memakai
sebagai busana hiasan tetapi juga untuk memakai dengan simbol-simbol dan
memudahkannya untuk mencerna dan menghayati falsafah yang terkandung di
dalamnya.
Motif
songket menjadi andalannya, yaitu sebagai berikut:
1.
Siku keluang, dengan artian kepribadian yang memiliki sikap dan tanggung jawab menjadi idaman setiap orang Melayu Riau.
2.
Siku awan, dengan artian budi pekerti, sopan santun dan kelembutan akhlak menjadi asas tamadun Melayu, pengayoman terhadap masyarakat dengan budi pekerti yang luhur.
3. Pucuk rebung kaluk pakis bertingkat,
melambangkan kemakmuran hidup lahiriyah dan batiniah. Sifat yang penting sesuai
dengan ungkapan tahu diri dengan perintah, tahu duduk dan tegaknya, tahu alur
dan patutnya.
4. Pucuk rebung bertabur bunga cermai,
dalam motif ini melambangkan nilai kasih sayang, hormat menghormati, lemah
lembut dan bersih hati menjadi acuan dalam budaya Melayu Riau.
5. Siku tunggal, mencerminkan sikap
atau perilaku orang Melayu yang amat mengutamakan persebatian iman atau
perpaduan umat baik antar sesama Melayu atau pendatang.
6. Daun tunggal mata panah tabir
bintang, mengandung arti nilai falsafah keluhuran dan kehalusan budi, keakraban
dan kedamaian.
7. Wajik sempurna melambangkan sifat
Allah SWT yang maha pemurah.
8. Pucuk rebung bertali, yang
melambangkan nilai budaya Melayu yang sangat dipengaruhi nilai-nilai Islam.
Daftar
Pustaka
Hikmat Ishak, 2001, Warisan Riau (Tanah Melayu Yang Legendaris), Pekan Baru: PT Caltek
Pacific Indonesia.
http://revaldie.multiply.com/journal/item/
20.00 06-062012
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking